Relawan Quran Ayongaji Peduli Palu

Bencana alam merupakan ujian yang seringkali datang tanpa diduga, mengubah kehidupan manusia secara mendalam. Ketika bencana melanda, kerusakan fisik, hilangnya nyawa, dan kehancuran kompleksitas kehidupan terjadi dalam sekejap. Namun, di tengah gelapnya malapetaka, cahaya harapan tetap menyinari lewat tangan-tangan emas para relawan Quran. Keberadaan mereka menjadi pilar kekuatan bagi masyarakat yang terdampak, memberikan bantuan, kebersamaan, dan harapan untuk bangkit kembali.

Saat terjadi bencana Tsunami dan Gempa di Palu, kami tim Ayongaji segera membentuk Relawan Quran untuk ikut serta dalam misi kemanusiaan. Misi kami adalah untuk memberikan dukungan emosional dan rohaniah kepada para penyintas bencana, terutama anak-anak. Relawan Quran bekerja dengan penuh dedikasi dan semangat, tanpa pandang bulu etnis, agama, atau latar belakang sosial. Mereka melayani semua yang membutuhkan pertolongan, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sebagai bentuk kecintaan pada Allah dan semangat persaudaraan dalam Islam.

Program Ayongaji Peduli Palu ini berfokus di beberapa titik pengungsian, yakni daerah Kabupaten Sigi, Sibalaya, Sidera, dan Donggala. Program ini berlangsung selama 7 hari di mana para Relawan Quran di sebar secara bersamaan ke beberapa titik yang sudah ditentukan. Kegiatan dari Relawan Quran di antaranya, memberikan pembelajaran Al-Quran dengan menggunakan metode tilawati, lalu ada penyampaian materi akhlak dan hikmah kepada para anak-anak penyintas bencana. Kami berfokus pada pemulihan mental anak-anak, di mana kami memotivasi para anak-anak pengungsi untuk tetap semangat dalam mempelajari Al-Quran. Bagaimanapun, Al-Quran adalah kitab suci umat muslim yang harus dipelajari dan dipahami serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari 100 anak kami berikan pembelajaran Al-Quran yang mudah dan menyenangkan melalui metode tilawati.

Selain itu, agar program ini mampu menjadi program keberlanjutan, kami pun mengadakan pelatihan khusus bagi masyarakat terutama guru yang ingin menjadi guru Al-Quran. Hal ini disambut hangat oleh masyarakat sekitar, tidak kurang dari 20 peserta turut hadir mengikuti program pelatihan guru Al-Quran metode Tilawati.

Kami menyadari bahwa tugas menghadapi bencana alam tidak bisa dijalankan sendiri. Oleh karena itu, mereka bekerja secara kolaboratif dengan lembaga bantuan lain, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun organisasi kemanusiaan internasional. Kolaborasi ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang lebih luas dan efektif dalam membantu para korban. Alhamdulillah, program ini terlaksanaa dengan baik dan lancar atas dukungan seluruh pihak, terutama Atap Indonesia dan Sekolah Relawan yang telah menjadi pendamping bagi para tim Relawan Quran Ayongaji.